Jurnal Penyusutan : Pengertian, Metode, dan Cara Membuatnya – Pada dasarnya, jurnal penyusutan merupakan salah satu bagian yang terdapat di dalam jurnal akuntansi, yang mana pembukuan penyusutan aset tetap ini dibuat agar perusahaan dapat mengetahui informasi umur atau nilai aktiva tetap yang dimilikinya. Nilai pada aktiva tetap ini dapat mengalami penurunan atau sebaliknya. Dalam penurunan nilai ini dikenal sebagai beban atau pencatatan jurnal depresiasi.
Dengan adanya jurnal penyusutan ini, maka perusahaan dapat memanfaatkan sisa dari nilai asetnya. Sehingga, pencatatan yang dilakukan pada akhir periode dari hasil perhitungan pun akan dilakukan penyesuaian agar dapat menghasilkan perubahan saldo di dalam akun tersebut.
Lalu, apa pengertian sebenarnya dari pembukuan penyusutan? Bagaimana cara menghitungnya? Mari kita bahas sampai tuntas di bawah ini.
Pengertian Jurnal Penyusutan Aktiva Tetap
Jurnal penyusutan atau yang banyak dikenal dengan jurnal depresiasi adalah suatu proses pencatatan akuntansi jurnal laporan keuangan di dalam akhir periode. Penyusutan sendiri menurut Investopedia ialah praktik akuntansi yang digunakan untuk membagi biaya suatu aset berwujud atau fisik selama masa manfaatnya.
Tujuan dibuatnya pembukuan penyusutan adalah agar Anda dapat mengalokasikan beban tersebut dan memanfaatkan nilai aset selama beberapa periode tertentu. Dalam hal ini, istilah penyusutan digunakan sebagai suatu nilai manfaat yang dapat didapatkan selama sisa pemakaian aktiva.
Selain itu, di dalam aktiva tetap juga harga yang mengalami penurunan hanya aktiva yang memiliki wujud, yang mana aktiva tersebut terdiri dari gedung, kendaraan, mesin dan lain sebagainya, kecuali tanah. Untuk itu, beban ini akan muncul di dalam jurnal akumulasi penyusutan beban, yang bisa dipengaurhi oleh beberapa faktor. Beberapa faktor tersebut adalah sebagai berikut :
Harga Perolehan
Harga perolehan terjadi saat Anda membeli aktiva tersebut, baik itu membelinya dalam kondisi baru ataupun kondisi bekas. Sehingga, pembelian tersebut akan tetap dihitung sebagai harga pembelian.
Perkiraan Umur Ekonomis
Perkiraan umur terjadi karena adanya pemanfaatan atau pemakaian pada aktiva tersebut. Umumnya, umur ini juga digunakan dengan menggunakan satuan unit, tahun, kilometer dan lain sebagainya, tergantung dari keputusan manajemen perusahaan.
Nilai Residual
Nilai residual atau yang sering dikenal sebagai nilai sisa adalah nilai kas aktiva tetap pada akhir masa pemanfaatannya. Hal ini memiliki estimasi, yang mana perusahaan dapat memutuskan untuk menjual aset tersebut.
Metode Jurnal Penyusutan
Dalam membuat jurnal penyusutan terdapat tiga metode yang dapat Anda pilih. Nah, ketiga metide pembukuan penyusutan tersebut adalah sebagai berikut :
Straight Line Method (Garis Lurus)
Straight line basis atau metode garis lurus adalah suatu metode perhitungan jurnal penyusutan yang dilakukan dengan karakteristik nilai beban penyusutan yang sama setiap tahunnya. Nilai penyusutan ini tidak akan dapat berubah hingga umur ekonomis aset tersebut habis.
Sebelum kita lebih jauh membahas tentang perhitungan metode garis lurus, tentunya Anda harus mengetahui arti dari penyusutan tersebut. Sederhananya, penyusutan adalah suatu perpindahan biaya dari beban yang dilakukan secara berkala selama masa penggunaan atau fungsinya.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, perusahaan akan menggunakan perhitungan depresiasi untuk aset yang memiliki sifat fisik. Sedangkan penilaian nilai aset yang tidak berwujud dapat dilakukan dengan menghitung amortisasi. Contonya, amortisasi dapat digunakan untuk menghitung nilai penurunan pada hak paten ataupun perangkat lunak (software).
Baik itu depresiasi ataupun amortisasi, keduanya digunakan untuk membebankan aset dalam kurun waktu yang lama, bukan hanya ketika proses pembeliannya saja. Hal itu berarti, pihak perusahaan dapat meregangkan aset dalam kurun waktu tertentu. Sehingga, perusahaan dapat mendapatkan keuntungan dari aset tanpa harus mengurangi biaya penuh dari laba bersih perusahaan.
Metode penyusutan pada garis lurus ini dihitung dengan membagi perolehan nilai sisa dengan estimasi waktu pemanfaatan aset. Untuk menghitungnya, kita membutuhkan tiga komponen, yakni harga perolehan, nilai residu, dan usia ekonomis aset.
Service Hour Method
Metode ini digunakan dengan menentukan saat jam aset atau peralatan perusahaan digunakan, sehingga beban penyusutan akan sangat tergantung dengan jam masa penggunaan. Metode ini kerap kali untuk aktiva yang rentan mengalami kerusakan jika digunakan secara penuh selama seharian. Terlebih lagi aset ini juga lebih tertuju pada kendaraan yang dihitung dengan waktu bulanan atau tahunan.
Productive Output Method (Hasil Unit Produksi)
Hasil perhitungan dari pemanfaatan satuan jumlah hasil produksi akan memberikan efek perhitungan jurnal depresiasi yang bersifat fluktuatif. Sehingga perusahaan nantinya dapat menghitung depresiasi dari setiap unit produk.
Contoh Jurnal Penyusutan Aset Tetap
Jika Anda sudah mengetahui pengertian dari jurnal penyusutan, maka selanjutnya Anda dapat membuat pembukuan penyusutan dengan menggunakan contoh yang akan kita bahas bersama di bawah ini.
Metode Garis Lurus
Katakanlah PT XYZ memiliki kendaraan yang mereka beli di tanggal 05 Januari 2020 seharga 150 juta rupiah.
Perkiraan umur dari aset kendaraan ini ternyata 5 tahun dengan nilai sisanya yang sebanyak 50 juta rupiah. Lalu, cara mengetahui pembukuan penyusutannya adalah sebagai berikut :
Beban Penyusutan = (Rp 150.000.000 – Rp 50.000.000) : 5 Tahun
Beban Penyusutan = Rp 20.000.000
Jurnal Penyusutan Tahunan :
Jadi, pembukuan penyusutan pada aset tersebut di akhir tahun adalah sebagai berikut :
31/12/2020 (Db) Beban Penyusutan Kendaraan Rp 20.000.000
31/12/2020 (Cr) Akumulasi Penyusutan Kendaraan Rp 20.000.000
Jurnal Penyusutan Bulanan :
Bila kita menggunakan contoh kasus di atas, maka untuk setiap bulannya perhitungan biaya penyusutannya adalah 20 juta rupiah dibagi 12 bulan. Jadi hasilnya adalah Rp 1.666.666, cara mencatat pembukuan penyusutannya adalah sebagai berikut :
31/01/2020 (Db) Beban Penyusutan Kendaraan Rp 1.666.666
31/01/2020 (Cr) Akumulasi Penyusutan Kendaraan Rp 1.666.666
Metode Jam Jasa (Service Hour)
Masih dengan menggunakan contoh kasus di atas PT XYZ membeli kendaraan di tanggal 05 Januari 2020 sebanyak 150 juta rupiah dengan nilai sisa sebanyak 50 juta rupiah, dan kendaraan tersebut memiliki waktu maksimal selama 50 ribu jam.
Nah, cara menghitungnya dengan menggunakan metode jam jasa adalah sebagai berikut :
Biaya Depresiasi = (Rp 150.000.000 – Rp 50.000.000) : 50.000 jam
Biaya Depresiasi = Rp 2.000 per jam.
Jadi bila di tahun pertama kendaraan tersebut digunakan selama 15 ribu jam, maka perhitungannya adalah sebagai berikut :
15.000 jam x Rrp 2.000 = Rp 30.000.000
Jurnal Penyusutan Tahunan :
Jurnal penyesuaian perusahaan tersebut jika memiliki periode akhir dalam hitungan tahun adalah sebagai berikut.
31/12/2020 (Db) Beban Penyusutan Kendaraan Rp 30.000.000
31/12/2020 (Cr) Akumulasi Penyusutan Kendaraan Rp 30.000.000
Jurnal Penyusutan Bulanan :
Pada setiap bulannya, maka perhitungan biaya penyusutan dapat dihitung dengan Rp 30 juta dibagi 12 bulan, jadi hasilnya adalah 2,5 juta rupiah dengan pencatatan pembukuan penyusutan sebagai berikut :
31/01/2020 (Db) Beban Penyusutan Kendaraan Rp 2.500.000
31/01/2020 (Cr) Akumulasi Penyusutan Kendaraan Rp 2.500.000
Metode Hasil Unit
Dalam metode ini diketahui PT XYZ membeli mesin produksi untuk menunjang operasional bisnis senilai 80 juta rupiah, dengan nilai sisanya yang sebesar 8 juta rupiah. Tapi berdasarkan keputusan manajemen perusahaan, mesin tersebut mampu menghasilkan produk sampai 60 ribu selama umur pemanfaatannya.
Nah, beban penyusutannya adalah sebagai berikut :
Beban Penyusutan = (Rp 80.000.000 – Rp 8.000.000) : 60.000 unit
Beban Penyusutan = Rp 1.200 per unit
Jadi, perhitungan pada mesin produksi tersebut memiliki beban penyusutan senilai Rp 1.200 dengan tahun produksi pertama sebanyak 15 ribu unit. Sehingga, perhitungannya adalah sebagai berikut :
15.000 unit x Rp 1.200 = Rp 18.000.000
Jurnal Penyusutan Tahunan :
Jurnal penyusutan tahunan terjadi jika perusahaan PT XYZ memiliki periode akhir dengan menggunakan hitungan tahun adalah sebagai berikut :
31/12/2020 (Db) Beban Penyusutan Mesin Rp 18.000.000
31/12/2020 (Cr) Akumulasi Penyusutan Mesin Rp 18.000.000
Jurnal Penyusutan Bulanan :
Untuk setiap bulannya, maka perhitungan biaya penyusutannya adalah 18 juta rupiah dibagi 12 bulan, jadi hasilnya 1,5 juta rupiah, dengan pencatatan sebagai berikut :
31/01/2020 (Db) Beban Penyusutan Mesin Rp 1.500.000
31/01/2020 (Cr) Akumulasi Penyusutan Mesin Rp 1.500.000
Demikian penjelasan mengenai jurnal penyusutan, lengkap dengan pengertian, metode, serta contoh perhitungannya. Jika Anda masih kesulitan untuk menghitungnya karena masih menggunakan cara yang manual, maka Anda dapat beralih dengan menggunakan software akuntansi seperti IPOS.
Dengan menggunakan IPOS, seluruh laporan keuangan dapat dihitung secara otomatis dan laporannya akan disajikan secara cepat dan akurat. Tidak hanya itu, IPOS juga dibekali berbagai fitur bisnis yang akan mempermudah segala kegiatan operasional sehingga mampu meningkatkan efisiensi bisnis Anda.
Coba gratis IPOS di sini.
Kata kunci : Aplikasi Toko Ritel dan Grosir, Software Toko dan Grosir, Software Toko Lengkap, Software Toko Murah, Software Kasir, Aplikasi Kasir, Software Toko IPOS, IPOS 4, IPOS 5